NUSAKAMBANGAN - Masjid At-tawwabun di Lapas Permisan dipenuhi semangat keagamaan pada Selasa pagi ini saat puluhan warga binaan pemasyarakatan berkumpul untuk mengikuti pembinaan kerohanian Islam. Acara yang dipandu oleh Ustad Hasan Makarim dari Bazma Cilacap ini mengambil tema makna hari raya kurban dan diikuti oleh sekitar 50 warga binaan, Selasa (04/07).
Dalam pembinaan tersebut, Ustad Hasan Makarim mengupas tuntas makna yang terkandung dalam perayaan Hari Raya Kurban. Dalam kuliahnya, ia mengingatkan para warga binaan tentang pentingnya memahami makna sejati dari kurban.
"Allah ingin mengisi setiap hamba-Nya yang beriman untuk mau mengorbankan elemen dunia yang ia cintai, berupa harta, untuk dibelikan hewan kurban, " ungkap Ustad Hasan dengan penuh semangat.
Pemaparan Ustad Hasan tidak hanya berhenti di situ. Ia melanjutkan dengan menyampaikan kisah nabi Ibrahim yang dengan tulus hati mau mengorbankan harta yang ia cintai, yaitu putranya yang sholeh, Ismail. Cerita ini menjadi contoh nyata tentang ketaatan dan pengabdian kepada Allah serta keikhlasan untuk mendekatkan diri kepada sang Pemberi Rezeki.
Dalam penutupannya, Ustad Hasan memberikan sebuah statement yang menggugah hati para warga binaan. "Hari Raya Kurban bukan hanya tentang mengorbankan hewan, tetapi juga mengorbankan segala hal yang kita cintai demi mendekatkan diri kepada Allah. Semoga pembinaan ini menjadi titik awal perubahan dan memperkuat iman serta kesadaran akan pentingnya ketaatan kepada Allah dalam kehidupan warga binaan pemasyarakatan di Lapas Permisan, " Ucapnya.
Acara pembinaan kerohanian Islam ini mendapat sambutan positif dari para warga binaan. Mereka merasa terinspirasi dan diberi motivasi baru dalam menjalani masa tahanan. Salah seorang warga binaan mengungkapkan, "Pembinaan ini benar-benar memberikan pencerahan dan menguatkan iman kami. Kami berharap dapat memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik."
Kegiatan pembinaan kerohanian Islam di Lapas Permisan ini merupakan bagian dari upaya rehabilitasi yang dilakukan oleh pihak lapas untuk membangun moral dan spiritualitas para warga binaan. Semoga pembinaan semacam ini terus dilaksanakan agar dapat memberikan manfaat positif bagi para narapidana dan membantu mereka dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah bebas.